Biaya Bersama (Biaya Overhead Bersama) atau biaya bergabung (Common Cost):
adalah biaya overhead bersama yang harus dialikasikan ke
berbagai departemen baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan
pesanan maupun secara massa.
Biaya Produk Bersama (joint Product Cost) atau Biaya
Bersama (joint cost)
Adalah
biaya yang dikeluarkan sejak awal bahan baku diolah sampai dengan berbagai
macam produk dapat dipisahkan identitasnya.
Biaya bersama yang dikeluarkan untuk mengolah Bahan
Baku menjadi berbagai macam produk berupa: 1. Produk Bersama (Joint product)
2. Produk Sampingan (by-product)
3. Produk Sekutu (co-product)
1.Produk Bersama (Joint product) adalah beberapa
produk yang dihasilkan dari suatu rangkaian proses produksi secara serentak dengan menggunakan BBB, BTK dan BOP
yang sama yang tidak dapat dilacak atau dipisahkan pada setiap produk dan
mempunyai nilai jual atau kuantitas produk relative sama (Abd Halim)
2. Produk Sampingan (by-product) adalah produk yang
nilai jualnya lebih rendah yang diproduksi bersama produk lain yang nilai
jualnya lebih tinggi.
3. Produk Sekutu (co-product) adalh dua produk atau
lebih yang diproduksi pada waktu yang bersamaan tetapi tidak dari kegiatan
pengolahan yang sama atau tidak berasal dari BB yang sama. (Sawmill/penggergajian
kayu)
Karakteristik
Produk Bersama (Joint product), Produk Sampingan (by-product) dan Produk Sekutu
(co-product)
- Ptoduk
bersama dan produk sekutu merupakan produk tujuan utama kegiatan produksi
- Harga
jual produk bersama dan produk sekutu relatif tinggi dibanding produk
sampingan
- Dalam
mengolah produk bersama tertentu, produsen tidak d
Ciri Produk Bersama:
1. Mempunyai hubungan fisik yang erat, jika
ada tambahan kuantitas untuk unit produksi yang lain, maka kuantitas produk
yang lain akan bertambah secara proporsional.
2. Nilai produk sama
3. Ada titik pisah/split off masing-masing
jenis produk yang dihasilkan dari BBB, BTK dan BOP yang telah dinikmati
bersama-sama.
4. Setelah Split off produk berdiri sendiri
mungkin langsung dijual atau diproses lebih lanjut untuk mendapatkan produk
yang lebih menguntungkan
- Biaya
bersama dan keputusan manajemen
Tujuan alokasi biaya bersama adalah untuk PENGHITUNGAN LABA agar diketahui
kontribusi masing-masing produk bersama terhadap seluruh laba yang diperoleh
perusahaan
- Metode Alokasi
Biaya Bersama:
1. Nilai Jual Relatif yaitu salah satu produk
dengan harga jual lebih tinggi.
2. Satuan Fisik yaitu menggunakan koeffisien
fisik, satuan (kg, volume)
3. Rata-rata biaya per satuan yaitu hasil
produksi satuan sama
4. Rata-rata tertimbanga yaitu kuantitas X angka
penimbang
Contoh:
1. PT ”Muha” memproduksi barang A,B dan C
dalam satu proses sehingga mengakibatkan
adanya biaya bersama. Adapun unit yang dihasilkan adalah Produk A sebanyak
20.000 unit B sebanyak 10.000 dan C sebanyak 10.000 dengan total biaya yang
dikeluarkan sebanyak Rp100.000.000. Harga jual ketiga produk saat dipisahkan
adalah: Produk A= Rp2.000, B=Rp20.000 dan C=Rp16.000 Data persediaan akhir
barang tersebut adalah A=2.000, B=6.000 dan C=4.000
Diminta: Hitunglah jumlah biaya bersama
tersebut yang akan dimasukkan dalam
penilaian persediaan akhir masing-masing produk.
a.Metode nilai jual relatif:
b. Metode satuan fisik
c. Metode rata-rata biaya per satuan
AKUNTANSI
BIAYA:: PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN (JOIN PRODUCT AND BY PRODUCT)
AKUNTANSI PRODUK BERSAMA
Masalah akuntansi dalam produk bersama adalah masalah
alokasi biaya bersama. Alokasi tersebut bertujuan untuk penetuan harga pokok
dan penentuan nilai persediaan. Denga kata lain tujuan akhir alokasi biaya
bersama adalah untuk memberikan informasi kepada manajemen baik untuk
kepentingan penyusunan laporan keuangan maupun kepentingan pengambilan
kepentingan.
Ada beberapa metode untuk mengalokasikan biaya bersama:
- Metode harga pasar / nilai harga jual (sales
value method)
- Metode unit kuantitas / unit fisik (quantitative
unit method)
- Metode harga pokok per unit (unit cost method)
Metode Nilai Harga Jual
Menurut merode ini, biaya bersama dialokasikan menurut
nilai jual dari masing – masing atau jenis produk. Dasar pemikiran untuk
mengalokasikan atas dasar nilai harga jual ini adalah bahwa ada hubungan
langsung yang erat antara harga pokok dengan harga jual dari suatu produk.
Harga jual suatu produk akan sangat ditentukan oleh harga pokok untuk
memproduksi produk tersebut. Oleh sebeb itu, biaya bersama sudah selayaknya
dialokasikan atas dasar harga jualnya.
Metode ini lebih populer
dibandingkan kedua metode yang lain. Menurut metode ini pengalokasian biaya
bersama dapat menimbulkan situasi :
- Harga jual sudah diketahui saat split off
-
Harga jual belum
diketahui saat split off
-
Harga jual sudah
diketahui setelah split off
Berikut ini dikemukakan kedua
kemungkinan tersebut:
Bila harga jual
sudah diketahui saat split off maka biaya bersama dialokasikan ke masing –
masing jenis produk dengan cara membagi total nilai harga jual setiap produk
dengan total nilai jual seluruh produk yang diproduksi yang akan menghasilkan
rasio dari mesing – masing jenis produk. Rasio ini kemudian di kalikan dengan
total biaya bersama.
Contoh 1:
PT. PRIMATA memproduksi 3 buah
jenis produk. Proses produksi dari ketiga produk tersebut merupakan produk
bersama sehingga biaya yang terjadi merupakan biaya bersama.
Berikut ini data produksi
bulan Januari 2009:
Keterangan
|
Produk
|
X
|
Y
|
Z
|
Jumlah unit
diproduksi
|
60.000
|
64.000
|
40.000
|
Nilai harga jual
saat split off
|
|
|
|
Per unit
|
Rp.6,00
|
Rp.5,00
|
Rp.7,00
|
Total
|
Rp.360.000,00
|
Rp.320.000,00
|
Rp.280.000,00
|
Total biaya
bersama adalah sebesar Rp.528.000,00
Diminta:
Alokasikan biaya
bersama tersebut pada masing – masing produk!
Jawab:
Untuk memperjelas
persoalan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
dasar alokasi total dari masing – masing produk:
X = 60.000 x 6 =
360.000
Y = 64.000 x 5 =
320.000
Z = 40.000 x 7 =
280.000
Total =
960.000
Alokasi biaya
bersama :
X = 360/960 x Rp.
528.000 =Rp. 198.000
Y = 320/960 x Rp.
528.000 = Rp. 176.000
Z = 280/960 x Rp.
528.000 = Rp. 154.000
Total
Rp. 528.000
-
Harga jual tidak
diketahui pada saat split-off
Harga jual produk
bersama pada saat split-off sangat mungkin tidak diketahui terutama sekali bila
produk tersebut masih memerlukan proses produksi lebih lanjut. Dalam keadaan
ini harga jual produk tersebut pada saat menjadi produk selesai tetap harus
diketahui. Harga jual dari produk bersama dalam hal ini disebut harga jual
" Hipotesis ". Harga jual hipotesis adalah harga jual produk selesai
dikurangi biaya yang dikeluarkan untuk memproses lebih lanjut produk bersama
yang telah terpisah ( split-off ).
Contoh 2:
PT. MAJU MUNDUR memproduksi 3
buah jenis produk. Proses produksi dari ketiga produk tersebut merupakan produk
bersama sehingga biaya yang terjadi merupakan biaya bersama.
Berikut ini data produksi
bulan maret 2008:
Keterangan
|
Produk
|
X
|
Y
|
Z
|
Jumlah unit
diproduksi
|
60.000
|
64.000
|
40.000
|
Nilai harga jual
Per unit
|
Rp.9,00
|
Rp.8,00
|
Rp.8,00
|
Biaya untuk
memproduksi lebih lanjut
|
Rp.20.000,00
|
Rp.40.000,00
|
Rp.10.000,00
|
Total biaya
bersama adalah sebesar Rp. 528.000
Diminta:
Alokasikan biaya
bersama tersebut pada masing – masing produk.
Jawab:
Atas dasar data
tersebut dibuat perhitungan harga jual hipotesis sebagai berikut:
Produk
|
Unit
|
Harga jual
|
Biaya tambahan
|
Harga jual
hipotesis
|
X
|
60.000
|
Rp.9
|
Rp.20.000
|
Rp.520.000
|
Y
|
64.000
|
Rp.8
|
Rp.40.000
|
Rp.472.000
|
Z
|
40.000
|
Rp.8
|
Rp.10.000
|
Rp.310.000
|
|
|
|
|
Rp.1.302.000
|
Alokasi biaya
bersama adalah sebagai berikut :
Cost X = 520.000 /
1.302.000 x Rp. 528.000 = Rp. 210.876
Cost Y = 472.000 /
1.302.000 x Rp. 528.000 = Rp. 191.410
Cost Z = 310.000 /
1.302.000 x Rp. 528.000 = Rp. 125.714
Bila sudah
diketahui alokasi dari biaya bersama ke masing – masing produk, maka total
biaya produksi produk X, Y, Z dapat diketahui yaitu alokasi biaya bersama
ditambah dengan biaya tambahan masing – masing produk. Selanjutnya biaya per
unit akan dapat dihitung pula.
Dari data diatas
biaya atau harga pokok per unit adalah :
Untuk produk X =
(Rp. 210.876 + Rp. 20.000) / 60.000 = Rp.3,8479
Y = (Rp. 191.410 + Rp. 40.000) / 64.000 = Rp. 3,6158
Z =
(Rp. 125.714 + Rp. 10.000) / 40.000 = Rp. 3,3929
Metode unit kuantitas ( quantitative unit method )
Menurut
metode ini, dasar alokasi dari biaya bersama adalah jumlah kuantitas yang
diproduksi unit masing – masing produk. Satuan kuantitas yang dimaksud adalah
seperti unit, ton, kilogram, buah, dll
Dalam metode ini
syarat yang harus dipenuuhi adalah bahwa satuan unit kuantitas harus sama. Bila
satuan kuantitas tidak sama maka akan ditemui kesulitan dalam alokasi yang akan
dilakukan. Namun demikian bila terjadi juga satuan kuantitas yang tidak sama
maka biasanya yang digunakan adalah satuan kuantitas yang paling umum digunakan
atas produk yang dimaksud. Perhitungan alokasi biaya bersama dalam metode ini
adalah dengan membagi jumlah dari kauntitas masing – masing produk dengan
jumlah total dari keseluruhan kuantitas semua produk. Hasilnya dikalikan dengan
total biaya bersama akan mendapatakan alokasi dari biaya bersama dari masing –
masing produk.
Dalam metode ini
bila dihitung harga pokok per unit pada saat dialokasikan biaya bersama akan
menghasilkan harga pokok perunit yang sama. Bila tidak diproses lebih lanjut
maka harga pokok perunit tidak akan berbeda, sehingga dalam pengertian ini
produk bersama yang telah berdiri sendiri harus ada yang diproses lebih lanjut.
Contoh 3:
Dari contoh
terdahulu (contoh 1), yaitu dari 3 produk yang dimiliki sebagai berikut :
X= 60.000 unit
Y= 64.000 unit
Z= 40.000 unit
= 164.000 unit
Total biaya
bersama (Joint Cost) = Rp. 528.000
Diminta :
Alokasi biaya
bersama tersebut !!!
Jawab :
Alokasi biaya
bersama :
Produk X=
60.000/164.000 x Rp. 528.000 = Rp. 193.171
Produk Y=
64.000/164.000 x Rp. 528.000 = Rp.206.049
Produk Z=
40.000/164.000 x Rp. 528.000 = Rp.128.780
Harga pokok
perunit :
Produk X = (
193.171/60.000) x Rp. 1,00 = Rp. 3,2195
Produk Y =
(206.049/64.000) x Rp. 1,00 = Rp. 3,2195