Minggu, 27 Maret 2016

DONGENG

Landak yang Kesepian
            Di hutan belantara hiduplah seekor landak. Namanya Landa. Jarang sekali dia bermain dengan binatang lain. Si landak tidak mau bermain dengan binatang lain karena khawatir duri yang ada di tubuhnya akan menusuk temannya. Setiap hari Landa bermain sendiri. Mencari makan pun dia hanya berani pada malam hari di saat binatang lain tidur pulas. Hatinya sedih karena tidak mempunyai teman yang bisa di ajak berbicara dan bermain. Beberapa waktu lalu Landa mengajak monyet, kambing, kancil, dan binatang lainnya untuk bermain bersama. Akan tetapi, mereka menolak ajakan itu.
            “ Teman-teman, ayo main bersamaku?” ajak Landa.
            “Maaf, Landa, bukannya tidak mau bermain bersamamu, tetapi kami takut tertusuk duri di badanmu itu,” seru teman-temannya.
            “Aku akan berhati-hati agar duri di tubuhku tidak menusuk kalian.”
            “Tapi maaf, Landa, kami belum bisa,” seru teman-temannya.
Setelah mendengar jawaban dari teman-temannya, Landa bertambah sedih. Landa tetap berusaha sekuat tenaga agar dia dapat diterima oleh teman-temannya. Landa berusaha menghibur diri. Dia bernyanyi-nyanyi kecil. Landa selalu berpikir tentang nasibnya yang naas itu. Dia berpikir bahwa ini adalah nasibnya.
            Setelah kejadian itu, Landa semakin tidak berani keluar rumah. Dia hanya bisa memandang dari balik jendela ketika binatang lain sedang bermain. Landa semakin sedih melihat hal itu. Ingin rasanya dia bergabung dengan tman-temannya, tetapi apa daya teman-temannya tidak mau bermain dengannya.
            Ketia si landak sedang melamun di pinggir sungaai, seekor kura-kura menghampirinya.
            “Hai, siapa namamu? Aku Kuku. Aku perhatikan dari tadi kamu melamun saja.”
Landa kaget mendengar si kura-kura. Dia bingung,ternyata masih ada yang mau menyapanya. Kuku mengulurkan tangannya ke Landa. Landa menjabat tangan Kuku dengan berhai-hati.
            “Hai, namaku Landa,” jawab Landa gembira.
            “Landa, aku tahu kamu sedang mempunyai masalah. Wajahmu terlihat murung,” kata Kuku.
            “Ah, tidak apa-apa, Kuku.”
            “Ceritalah kepadaku. Siapa tahu aku bisa membantumu.”
            Karena Kuku ramah dan baik, akhirnya Landa mau bercerita tentang hal yang menimpanya. Setelah mendengar itu, Kuku merasa iba kepada Landa. Kuku berusaha menghibur Landa. Dia juga mengundang Landa ke pesta di rumahnya. Landa senang mendapat undangan itu.
            Keesokan harinya, Landa datang ke rumah Kuku. Dengan senang dan gembira, dia segera menuju ke rumah Kuku. Setelah sampai di rumah Kuku ternyata sudah banyak binatang yang lain yang hadir dalam pesta tersebut, termasuk monyet, kambing, dan kancil. Kuku menerima kedatangan Landa dengan gembira.  Dia mengenalkan Landa kepada teman-temannya. Sebagian dari tamu-tamu itu ada yng mau bersalaman dengan Landa dan sebagian menolaknya.
            “Mengapa kamu tidak mau bersalaman denganku?” tanya Landa.
            “Maaf Landa, aku takut durimu menusuk tanganku,” jawab kancil.
            Ketika sedang asyik berpesta, tiba-tiba monyet berteriak kencang.
            “Teman-teman, cepat bersembunyi, ada gerombolan serigala mengintai kita.”
            Seketika itu juga, mereka kalang kabut. Tiba-tiba gerombolan serigala mengejar  binatang-binatang yang ada di rumah Kuku. Kura-kura, monyet, kancil dan kambing sudah tertangkap oleh serigala. Seketika itu juga Landa marah. Dia tidak terima melihat teman-temannya ditangkap oleh serigala. Landa langsung menggulung badannya menjadi bulat, seperti bola duri. Kemudian dia menggelindingkan kearah gerombolan serigala. Dengan lincah Landa menabrakkan badannya ke gerombolan serigala itu. Serigala itu kesakitan dan gerombolan itu terpecah.
Akhirnya, serigala itu lari meninggalkan Landa dan teman-temannya.
            “Hore, hidup Landa!”
            “Terima kasih Landa, kami minta maaf atas sikap kami selama ini,” kata monyet sambil tersenyum tulus.
            Akhirnya, Landa tidak lagi kesepian. Kini, dia mempunyai banyak teman yang membuat hidupnya lebih bahagia.

Sumber : Storypedia Binatang Paling


Tidak ada komentar:

Posting Komentar