Minggu, 27 Maret 2016

ARTIKEL NON PENELITIAN

MENGURANGI PENGANGGURAN MELALUI WIRAUSAHA
Oleh: Lia Prasasti
14. 12. 00055
Jurusan Manajemen
STIE RAJAWALI PURWOREJO


ABSTRACT
            Every years,the unemployment in Indonesia always increases. Problems to be faced by the government to improve the state welfare is to reduce unemployment. The unemployment happened not only to low educated people, but also to university graduates who have difficulties to obtain their jobs. Basically, unemployment can create a business opportunity into a business, for example : cultivate the plastic dringking bottles and straws former to be a beautiful decorative lantern lights, make compost, change oil wrap, coffee wrap, and snack packs to be a expensive bag, etc.
The increasing number of unemployment, requires the government to undertake some solutions, considering that the negative impacts of unemployment shall extremelly influence the politic and economic lives. The key to success is in their individuals who can see the gap of a business and take advantage of business opportunities well. By having the entrepreneurship character, it is expected that unemployed dare to attempt opening their own business in order to create field of work, both for themselves and other people.
Keywords : unemployment, entrepreneurship, business.




PENDAHULUAN
            Saat ini, Indonesia sedang dilanda pada krisis lapangan pekerjaan sehingga berdampak pada stabilitas sosial yang tidak seimbang. Masalah lapangan pekerjaan erat hubungannya dengan pengangguran. Masalah ini harus mendapat perhatian karena pengangguran merupakan masalah utama yang bisa meresahkan pemerintah.
Tingginya angka pengangguran diwarnai dengan unjuk rasa. Rata- rata mereka menuntut akan haknya dalam mendapat pekerjaan terutama menyangkut masalah ketidakpuasan terhadap lapangan pekerjaan yang kurang untuk menampung mereka. Selain itu, mereka kurang puas terhadap kinerja pemerintah dalam menangani masalah meningkatnya angka pengangguran.
Menurut data BPS, di Jakarta (2002) terdapat lima juta pengangguran dari berbagai latar pendidikan. Termasuk angka yang fantastis jika kita menghitung jumlah pengangguran di seluruh Indonesia. Mulai dari yang tidak bersekolah, sampai yang menyandang gelar sarjana. Bahkan lulusan yang dihasilkan oleh berbagai perguruan tinggi sebagian besar masih mengandalkan mencari pekerjaan, bukan melihat peluang untuk bisa menciptakan lapangan kerja.
            Pada kenyataannya, lapangan pekerjaan sekarang sangat sedikit. Misalnya ada pekerjaan, banyak yang tidak sesuai dengan pendidikan yang ditempuh. Akibatnya, lowongan yang seharusnya diisi anak SMA atau SMK, dengan semakin banyak sarjana yang menganggur, maka diambillah pekerjaan tersebut. Mereka akhirnya lebih mencoba untuk realistis, karena lebih membutuhkan pekerjaan daripada mengembangkan idealisme.
Untuk itu, generasi muda perlu mengetahui dan memahami apakah makna dari pengangguran, akibat yang timbul jika terlalu banyak pengangguran di suatu negara dan cara untuk menanggulangi dan mengurangi pengangguran dengan melihat peluang usaha.
Tujuannya adalah untuk mencari solusi dalam mengurangi tingginya angka pengangguran, dan mengerti penyebab dan akibat dari banyaknya pengangguran. Selain itu, agar generasi muda bisa lebih melihat peluang usaha di sekitar kita, memahami bagaimana menilai peluang usaha, serta usaha apa saja yang bisa dilakukan untuk mengurangi pengangguran.

DEFINISI PENGANGGURAN
            Menurut sensus penduduk pada Tahun 1971, penganggur yaitu orang yang tidak bekerja sama sekali, atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha mendapatkan pekerjaan. (BPS, 1973 : 25). Sedangkan menurut sensus penduduk Tahun 1980, penganggur adalah orang yang sama sekali tidak bekerja selama satu minggu sebelum pencacahan dan berusaha mencari pekerjaan. (BPS, 1982 : 21). Selain itu, Sadono Sukirno mengatakan pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin memperoleh pekerjaan, tetapi belum memperolehnya. (Sadono Sukirno, 1989, 236)
Jadi bisa didefinisikan bahwa pengangguran atau yang sering disebut tuna karya merupakan orang yang tidak memiliki pekerjaan sama sekali, sedang mencari kerja, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak, yang disebabkan karena tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dengan jumlah lapangan kerja. Akibatnya, masalah perekonomian terganggu, produktivitas dan pendapatan masyarakat berkurang, sehingga terjadi kemiskinan dan masalah sosial lainnya.

MENGAPA PENGANGGURAN MUNCUL?
Pada umumnya, tidak ada manusia di dunia ini yang ingin menjadi pengangguran. Untuk menghindarinya, setiap orang mencari pekerjaan agar memperoleh penghasilan guna mencukupi kebutuhan hidup sehari- hari. Selain itu, dorongan untuk bekerja tidak hanya untuk mencari penghasilan, tetapi juga untuk mencapai tujuan nonekonomi, misalnya memperoleh martabat, nilai, dan aktualisasi diri.
Penduduk dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Dumairy (2000 :74) mengatakan, tenaga kerja (man power) adalah penduduk yang berumur dalam batas dunia kerja yaitu 15-64 tahun, sedangkan penduduk bukan tenaga kerja yaitu penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun.
Penduduk yang termasuk tenaga kerja dibedakan menjadi angkatan kerja (labour force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja dibagi menjadi dua macam, yaitu pekerja (work force) dan penganggur. Dimana pekerja adalah orang yang sudah mempunyai pekerjaan, meliputi orang yang memiliki pekerjaan, pada saat disensus memang sedang bekerja, atau sudah mempunyai pekerjaan tetapi untuk sementara waktu sedang tidak bekerja, misalnya petani yang sedang menunggu panen. Sedangkan penganggur yaitu penduduk yang sudah memasuki usia kerja, tetapi tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan.
Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja merupakan penduduk yang sudah memasuki usia kerja yang tidak bekerja, tidak memiliki pekerjaan, dan tidak mencari pekerjaan. Misalnya, ibu- ibu rumah tangga, siswa sekolah, maupun mahasiswa, dimana mereka meskipun tidak bekerja, tetapi tidak bisa dikatakan sebagai penganggur karena mereka tidak mencari pekerjaan.
Oleh karena itu, usia kerja, tidak bekerja, dan mencari pekerjaan adalah indikasi dari konsep pengangguran.

STATISTIKA PENGANGGURAN
Menghitung tingkat pengangguran dinyatakan dalam persen dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja. Tidak adanya pendapatan menyebabkan pengangguran harus mengurangi pengeluaran sehari- hari yang menyebabkan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan menurun.
Lamanya menjadi pengangguran juga menimbulkan dampak bagi psikologis keluarganya. Selain itu juga menyebabkan kekacauan politik, keamanan, dan sosial sehingga pertumbuhan ekonomi terganggu.
Biasanya jumlah pengangguran seiring dengan jumlah penduduk, serta tidak didukung oleh lapangan kerja baru. Sebenarnya, jika seseorang menciptakan lapangan kerja, paling tidak untuk diri sendiri, akan berdampak baik untuk orang lain juga. Contohnya, dari sebagian hasil yang diperoleh bisa digunakan untuk membantu orang lain walaupun hanya sedikit.          

JENIS PENGANGGURAN
Jenis pengangguran digolongkan menjadi beberapa macam jika dilihat berdasarkan jam kerja, penyebab terjadinya, dan kemauannya.
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi tiga macam :
1.      Pengangguran terselubung yaitu tenaga kerja yang tidak bekerja dengan optimal karena suatu alasan.
2.      Pengangguran setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja dengan optimal karena lapangan kerja tidak ada.
3.      Pengangguran terbuka merupakan tenaga kerja yang benar- benar tidak memiliki pekerjaan.
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi :
1.      Pengangguran friksional yaitu pengangguran karena menunggu pekerjaan yang lebih baik.
2.      Pengangguran struktural adalah pengangguran yang tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pembuka lapangan kerja saat mencari pekerjaan.
3.      Pengangguran teknologi merupakan pengangguran karena perkembangan teknologi.
4.      Pengangguran musiman yaitu pengangguran akibat siklus ekonomi yang berfluktuasi saat pergantian musim.
5.      Pengangguran keahlian adalah disebabkan karena lapangan kerja yang sesuai bidang keahlian tidak ada.
Berdasarkan kemauannya, pengangguran dibedakan menjadi dua yaitu pengangguran sukarela dan pengangguran terpaksa dengan penjelasannya sebagai berikut:
1.      Pengangguran sukarela merupakan seseorang yang sebenarnya masih dapat bekerja, tetapi secara sukarela tidak ingin bekerja atau mengundurkan diri dari pekerjaan yang disebabkan karena fasilitas, iklim kerja yang tidak nyaman, atau gaji yang diterima tidak sesuai.
2.      Pengangguran terpaksa adalah pengangguran yang terjadi bukan atas kehendak sendiri, karena sebenarnya mereka masih ingin bekerja sehingga mereka terpaksa menerima kondisi, misalnya pengangguran karena terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).

DAMPAK PENGANGGURAN
Pengangguran menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat maupun pemerintah. Baik itu dari bidang ekonomi, politik, moral, maupun mental.
1. Bidang Ekonomi
Bagi perekonomian negara, akibat yang ditimbulkan dari pengangguran adalah pendapatan perkapita menurun, pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak semakin menurun, biaya sosial  yang dikeluarkan oleh pemerintah semakin meningkat, dan hutang negara semakin bertambah.
2. Bidang Keamanan
Sistem pertahanan nasional akan terganggu sehingga berbahaya bagi kelangsungan hidup negara. Semakin meluasnya pengangguran, maka akan semakin banyak pula demonstrasi baik dari pekerja maupun dari organisasi serikat pekerja.Selain itu, semakin banyak tindakan kriminal seperti mencuri, merampok, menipu, membunuh, dan sebagainya. Perilaku ini tentu semata- mata untuk memperoleh kekayaan guna mencukupi kebutuhan hidup.
3. Bidang Moral
Banyaknya pengangguran semakin menimbulkan dorongan untuk berperilaku yang melanggar moral, misalnya tindakan asusila.
4. Dampak Mental
Karena menganggur, seseorang akan kehilangan rasa percaya diri, merasa rendah diri, hilangnya harga diri, bahkan bisa mengalami depresi. Keterampilan yang dimiliki seseorang akan menghilang, karena tidak digunakan untuk bekerja.

DASAR PEMIKIRAN
Pemerintah telah melakukan berbagai usaha pembangunan dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera , adil, dan makmur baik spiritual maupun material. Namun, peningkatan kesejahteraan hidup tersebut belum dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Hal itu tercermin pada Tahun 2010 diperkirakan lebih dari 80. 000. 000 penduduk di Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Ini merupakan tugas kita bersama untuk mengurangi pengangguran dan mengentaskan mereka dari kemiskinan. Pada umumnya, kemiskinan tersebut ditandai dengan seseorang yang sudah memasuki usia kerja namun tidak bekerja karena sulitnya memperoleh pekerjaan. Selain itu, kemiskinan juga disebabkan terlalu besar beban yang ditanggung dalam sebuah keluarga. Itu semua tidak terlepas dari rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Jika diamati, jumlah pengangguran dari tahun ke tahun selalu meningkat. Ini karena mereka masih termasuk kelompok usia yang konsumtif dan belum produktif. Tentunya akan menghambat pertumbuhan karena pertambahan pendapatan sebagian besar akan habis dikonsumsi oleh pengangguran. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus, jumlah pengangguran bertambah banyak dan pada suatu saat akan menjadi boomerang dalam pembangunan ekonomi.
Salah satu cara yang paling signifikan dalam mengatasi pengangguran adalah dengan wirausaha. Banyak hal yang bisa dilakukan di lingkungan sekitar kita, misalnya membuka usaha di bidang jasa, dagang, usaha industri, maupun mengolah kembali barang yang sudah tidak terpakai. Dengan begitu, akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri maupun orang lain.

USAHA
Definisi usaha bermacam- macam jika dilihat dari berbagai sudut pandang. Dalam kehidupan sehari- hari, istilah usaha sudah tidak asing lagi di telinga. Untuk lebih memahaminya, ada beberapa definisi usaha menurut para ahli, yaitu :
1.      Harmaizar : Usaha (perusahaan) adalah bentuk usaha mempunyai kegiatan terus menerus untuk memperoleh keuntungan, baik individu maupun kelompok yang berbentuk badan hukum, didirikan dan berkedudukan di suatu tempat.
2.      Wasis dan Sugeng Yuli Irianto : Usaha adalah upaya manusia dalam mecapai tujuan tertentu.
3.      Budi Prasodjo : Usaha ( ilmu Fisika) yaitu hubungan antara perpindahan dan gaya.
4.      Nana Supriatna, Kosim, dan Mamat Ruhimat : Usaha merupakan kegiatan ekonomi untuk mencapai suatu tujuan yang dilakukan oleh manusia.

Dalam bidang ekonomi, usaha selalu berkaitan erat dengan peluang usaha. Peluang usaha merupakan kesempatan yang bisa dimanfaatkan oleh wirausahawan agar bisa mendapatkan keuntungan maksimal. Seseorang harus bekerja keras dan membutuhkan pengorbanan untuk mendapatkan peluang usaha. Peluang usaha yang bisa dilaksanakan dengan baik dan maksimal akan membawa keberhasilan dengan bantuan teknologi, komunikasi, dan informasi yang tepat dan akurat.
Seseorang harus bekerja jika ingin mempertahankan hidup. Bisa di instansi pemerintah, swasta, atau wirausaha. Untuk bekerja di instansi pemerintah tentunya tidaklah mudah. Demikian halnya dengan bekerja di swasta, karena sering membutuhkan keterampilan khusus. Yang paling mudah yaitu sebagai wirausahawan.

MENJADI WIRAUSAHAWAN
Memang bukan jaminan mudah untuk memperoleh pekerjaan meskipun sudah sekian tahun bersusah- payah sekolah. Bisa dibayangkan banyaknya uang yang sudah terpakai dari kita masuk sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Seharusnya dengan pendidikan yang tinggi, akan memiliki hidup yang jauh lebih layak. Akan tetapi, pekerjaan itu juga tidak mudah didapat. Mengapa kita tidak mengubah pola pikir kita? Daripada mencari pekerjaan yang memang tidak ada, mengapa tidak menciptakan lapangan kerja saja? Mengapa harus menjadi karyawan atau pegawai? Padahal mungkin bisa menjadi wirausahawan. Kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk diri sendiri, teman, keluarga, atau lingkungan terdekat. Semakin sukses usaha kita tentu akan lebih banyak memperkerjakan orang lain. Dengan demikian, kita bisa mengurangi pengangguran dengan menyediakan lapangan pekerjaan.
Memiliki mental wirausahawan yang tangguh tentu tidak mudah karena harus dibangun dari awal. Setiap orang yang ingin membangun usahanya setidaknya memiliki sikap hemat, jujur, dan sederhana. Jika usaha itu dilakukan dengan serius, realistis, dan hati- hati, ada keyakinan bahwa cepat atau lambat bisnis itu akan berhasil.
Lantas jenis usaha apa? Memiliki dan membangun usaha sesuai dengan bidang dan hobi tentu sangat menyenangkan. Jika Anda seorang lulusan perguruan tinggi, membuat usaha seperti berdagang di pinggir jalan, membuka warteg atau kelontong bisa dilakukan oleh pendidikan yang lebih rendah. Jadi ada keadilan dan pemerataan dalam berusaha. Akan lebih menarik jika bisa menciptakan usaha yang lebih spesifik, modern, dan berwawasan teknologi karena akan mengikuti perkembangan jaman dan bisa bersaing di dunia global. Tetapi bukan berarti berdagang di pinggir jalan bukan sesuatu yang tidak baik, namun alangkah baiknya jika mampu melihat peluang dan berfikir sesuai dengan taraf pendidikan, kemampuan, dan pengalaman.
Jika Anda sarjana sastra, bisa membuat usaha penerbitan buku.Jika sarjana pertanian, bisa membuat usaha perkebunan apel. Jika Anda dokter hewan, bisa membuat klinik hewan dan memberikan jasa pelayanan kesehatan bagi peternakan- peternakan hewan. Bukankah itu pekerjaan besar? Tidak hanya aspek ilmunya saja yang harus dikuasai, tetapi aspek lain yang berhubungan dengan usaha kita. Misalnya masalah keuangan, marketing, pajak, peraturan pemerintah, dan sebagainya. Jika pada akhirnya nanti akan membutuhkan orang- orang yang kompeten di bidangnya masing- masing, itu adalah sebuah kemajuan.
Memang tidak mudah bagi wirausahawan. Menjadi wirausahawan berarti tidak pernah memiliki waktu istirahat yang pasti. Sering kali mereka bekerja sampai malam hari, bahkan pada hari libur. Daripada menjadi pengangguran, lebih baik membuat usaha sendiri. Tentu saja itu tidak mudah seperti yang dibayangkan. Kuncinya adalah, memiliki tekad bulat untuk menjadi wirausahawan.



MENILAI PELUANG USAHA
Peluang usaha bisa muncul di mana saja dan kapan saja. Baik dari diri sendiri melalui intuisi maupun hasil dari mencari ide yang dilakukan dengan sengaja. Bisa juga melalui respon terhadap faktor dari luar diri misalnya ada tawaran, lokasi yang strategis, permintaan pasar, bahan baku melimpah dan sebagainya.
Menurut Suharno ( 2008 ) , fakta dan tips untuk membantu wirausahawan melihat peluang usaha adalah:
1.Fakta
a.       Pada umumnya, semua jenis produk mempunyai peluang dalam menghasilkan keuntungan atau bahkan kerugian. Masalahnya bukan pada produk, akan tetapi pada pasarnya. Bisa saja seorang wirausahawan menjalankan bisnis yang terlihat bergengsi dan eksklusif, padahal tidak laku.
b.      Usaha yang mengalami kebangkrutan sebagian besar bukan disebabkan oleh persaingan, akan tetapi oleh ketidakmampuan dalam mengelola sumber daya manusia. Banyak perusahaan yang dengan cepat tumbuh, kemudian bangkrut.
c.       Banyak yang menduga bisnis yang diawali dengan hobi akan mengalami kesuksesan dengan pesat. Faktanya, bisnis memang membantu wirausahawan mengetahui seluk beluk kegiatan yang berhubungan dengan hobi tersebut. Ketika hobi menjadi bisnis, wirausahawan harus mencermati pola jual beli yang layak agar usahanya mengalami keuntungan.
d.      Menjual produk dengan harga murah belum tentu laku. Banyak produk yang dijual dengan harga lebih mahal justru lebih laku dari pesaingnya yang menjual dengan harga murah. Masalahnya adalah ada pada nilai yang nantinya akan diterima oleh pembeli. Bisa jadi, dengan harga yang semahal itu, pembeli merasa mendapatkan sesuatu, misalnya dari kualitas produk, kualitas pelayanan, ataau bahkan gengsi. Wirausahawan yang cermat memprediksi selera pasar, akan mempunyai peluang keberhasilan yang lebih besar.
e.       Banyak orang mengira peluang maju akan lebih besar jika membuka usaha yang belum dilakukan oleh orang lain. Faktanya, dengan membuka usaha yang belum dilakukan orang lain, wirausahawan harus melakukan investasi uang dan waktu yang lebih besar untuk membuat konsumen yakin bahwa produk yang ditawarkan bermanfaat bagi konsumen.
2.Tips
a.       Wirausahawan perlu mencari sesuatu yang membuat konsumen senang, misalnya : makanan, pendidikan, interior, fashion, dll. Tidak perlu memikirkan apakah kegiatan itu menguntungkan atau tidak.
b.      Wirausaha bisa mulai memilih salah satu dari kegiatan yang pasarnya bagus, misalnya : wirausaha yang senang dengan kuliner, bisa membuka catering, warung makan, dll.
c.       Wirausaha siap mencari informasi tentang pesaing di bidang usaha tersebut. Jadi wirausaha mengetahui kualitas dan kuantitas pesaing agar bisa mengukur kemampuan dalam membangun usaha.
Menurut Supriyadi dan Widodo (2002) ada beberapa hal yang perlu diingat oleh wirausahawan dalam melihat peluang usaha, antara lain pengalaman dan obyektifitas, kedekatan pasar, pemahaman teknis, kebutuhan finansial dan diferensiasi produk dengan penjelasan sebagai berikut :
1.      Pengalaman dan Obyektifitas
Dari sudut pandang pemasaran dan bisnis, pengalaman akan membantu wirausahawan dalam menilai peluang usaha. Misalnya pengalaman seseorang berdagang pakaian batik, akan membantu dalam menilai peluang dalam membuka konfeksi batik. Selain itu, obyektifitas dalam menilai peluang usaha juga dibutuhkan. Sehingga usaha yang akan dijalankan sudah diawali dengan perhitungan yang matang.

2.      Kedekatan Pasar
Dalam wirausaha, salah satu kesalahan yang bisa terjadi yaitu ada kecenderungan hanya faktor kemampuan berproduksi saja yang diutamakan. Sedangkan kemampuan untuk memenuhi keinginan konsumen kurang diperhatikan. Seharusnya, memproduksi untuk bisa dijual, bukan sekedar memproduksi apa yang bisa dibuat.
3.      Pemahaman Teknis
Bagi produk baru, kurangnya pemahaman teknis akan menghambat dan mengakibatkan tertundanya pendirian usaha baru. Saat melihat peluang usaha, sebaiknya wirausahawan segera mencari tahu persiapan teknis yang dibutuhkan untuk mendirikan usaha tersebut dengan sedetail mungkin.
4.      Kebutuhan Finansial
Biaya yang dibutuhkan untuk sebuah produk baru perlu dihitung, termasuk biaya coba- coba. Misalnya dalam pengadaan alat, pelatihan sumber daya manusia, dan lain- lain. Besarnya kebutuhan ini akan membantu dalam menentukan harga, kapan, dan bagaimana break event point ( BEP ) bisa tercapai.
5.      Diferensiasi Produk
Dalam membedakan produk maupun jasa yang akan dtawarkan dengan produk bersaing, peluang akan semakin besar jika wirausahawan mampu menawarkan produk yang bernilai lebih atau berbeda dari yang sudah ada.
Hal- hal tersebut dilakukan agar wirausahawan  bisa menyikapi peluang dengan cerdas sehingga lebih mudah dalam mencapai keberhasilan saat mengawali suatu usaha. Menilai peluang usaha sebaiknya dilakukan dengan cepat karena peluang yang ada bisa saja diambil orang.

KEWIRAUSAHAAN UNTUK MENGURANGI PENGANGGURAN
Masalah pengangguran adalah kasus yang mengakibatkan bertambah lambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dimana penyebab utamanya adalah kurangnya lapangan kerja, jenjang pendidikan yang dicapai masyarakat tergolong rendah, dan keterampilan yang dikuasai oleh sumber daya manusia masih kurang.
            Dari jumlah orang yang menganggur di Indonesia, ternyata paling banyak adalah lulusan diploma dan sarjana. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, karena dengan pendidikan yang dimiliki seseorang, sebenarnya dapat menjadi modal untuk pembangunan negara sekaligus bisa membantu negara dengan menciptakan lapangan kerja bagi yang menganggur, bukannya menambah angka pengangguran.
            Pemerintah Indonesia menempatkan prioritas pembangunan jangka pendek dalam kurun waktu 1- 2 tahun mendatang dengan menekankan program- program untuk mengentas kemiskinan dan pengangguran yang semakin tinggi selama krisis ekonomi antara lain dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja serta meningkatkan perlindungan tenaga kerja. ( Propenas, 2000: 21)
Oleh sebab itu, menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada masyarakat bisa menjadi solusi untuk mengurangi pengangguran, karena dengan melakukan kegiatan wirausaha dapat menciptakan lapangan pekerjaan baik untuk diri sendiri maupun orang lain, sehingga pada akhirnya diharapkan akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat yang meningkat.
            Banyak upaya yang pemerintah dan masyarakat lakukan guna mendorong tumbuhnya kewirausahaan di Indonesia. Menurut A. B. Susanto, Managing Partner The Jakarta Consulting Group, kewirausahaan harus memiliki kemampuan, pengalaman, semangat, kedisiplinan, serta kepemimpinan yang memadai, agar mampu untuk mengubah sumber daya yang bernilai rendah menjadi sumber daya yang bernilai lebih. Tujuannya adalah agar kesejahteraan suatu negara bisa tercapai.
Setidaknya ada empat alasan mengapa kewirausahaan mempunyai keterkaitan dengan kesejahteraan di suatu negara, yaitu :
1.      Solusi bagi diri sendiri
Mereka tidak perlu menganggur sebab bisa menciptakan kerja bagi diri mereka sendiri.
2.      Solusi bagi orang lain
Dari pekerjaan yang mereka ciptakan, akan membantu sekaligus memberikan pekerjaan bagi orang lain.
3.      Solusi bagi komunitas
Dari munculnya daya kreatifitas, bisa merubah sumber daya menjadi produk yang dibutuhkan oleh masyarakat luas.
4.      Solusi bagi negara
Dari hasil karya para enterpreneur, negara mendapatkan pendapatan lewat pajak yang dibayarkan. Dimana hasil pajak bisa berguna bagi pemerintah serta kelangsungan pembangunan negara.
PRINSIP TUMBUH KEMBANG KEWIRAUSAHAAN
Prinsip umum dalam penumbuhan, pengembangan dan penyebarluasan kewirausahaan menurut Salim Siagian (1995 : 289) adalah sebagai berikut :
1.      Semangat sikap, perilaku dan kinerja seseorang pada dasarnya adalah hasil interaksi dinamis dari unsur kemauan, kemampuan dan kesempatan.
2.      Kewirausahaan dapat dipelajari dan dikembangkan dari sesuatu yang diwariskan. Meskipun biasanya dipengaruhi oleh faktor bakat atau keturunan, sebenarnya faktor yang lebih dominan adalah pengaruh interaksi dari kemauan, kemampuan, dan kesempatan.
3.      Pada individu, upaya dalam penumbuhan, pengembangan kewirausahaan dapat dilakukan selama hidupnya. Namun karena kewirausahaan kaitannya dengan semangat, sikap, dan perilaku, maka waktu yang tepat adalah sejak balita sampai usia 24 tahun.
4.      Di semua sektor ekonomi di daerah, akan muncul orang dengan bakat wirausaha akibat faktor tantangan, sistem nilai, dan sosial budaya yang berlaku di masyarakat.
5.      Dalam kewirausahaan, sikap, semangat, dan perilaku merupakan kebutuhan tersier, sehingga tidak semua orang memilikinya.
Dengan mengembangkan kewirausahaan, pengangguran diharapkan berani untuk melakukan suatu usaha sendiri sehingga bisa menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Pihak swasta maupun pemerintah hendaknya mendukung dalam hal penciptaan lapangan pekerjaan. Usaha yang terpadu sangat dibutuhkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan guna meningkatkan investasi sehingga akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
Menurut Sukidjo (2003 : 425), secara teori setiap laju pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen akan mampu menyerap 400.000 tenaga kerja. Jika setiap tahun terjadi tambahan angkatan kerja baru 2,3 juta orang, maka untuk menyerapnya laju pertumbuhan ekonomi harus diusahakan sebesar 6%.
Dalam membangun kewirausahaan di Indonesia harus dilakukan melalui tiga hal, yaitu:
1.      Masyarakat harus mengubah anggapan bahwa menjadi pekerja atau PNS lebih terpandang daripada menjadi wirausahawan sukses.
2.      Lembaga pendidikan harus mampu mempersiapkan bekal ilmu dan keterampilan dalam berwirausaha, dan
3.      Pemerintah wajib memberikan dukungan berupa iklim usaha yang baik menyangkut perizinan, permodalan, dan infrastruktur. 

SIMPULAN DAN SARAN
Masalah yang harus segera dihadapi oleh pemerintah adalah mengurangi tingginya angka pengangguran guna meningkatkan kesejahteraan negara. Keterlambatan dalam menangani masalah pengangguran akan menimbulkan dampak negatif dari berbagai bidang yang kedepannya semakin kompleks.
Tenaga wirausaha adalah salah satu unsur dalam mencapai cita- cita nasional, yaitu mencapai masyarkat adil dan makmur. Tenaga- tenaga wirausaha inilah yang nantinya sebagai pelopor pembangunan, menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain, dan tentunya mengurangi pengangguran.
Dalam mengembangkan kewirausahaan di Indonesia guna mengurangi pengangguran, sebaiknya segenap elemen masyarakat, lembaga pendidikan maupun pemerintah bisa melakukan hal- hal sebagai berikut:
1.      Memperbaiki sistem pendidikan kewirausahaan dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi dan melalui kegiatan magang kewirausahaan dapat menjalin kerja sama dengan dunia industri.
2.      Menyediakan infrastruktur yang tidak hanya transportasi dan komunikasi, melainkan juga infrastruktur pendidikan baik formal maupun nonformal.
3.      Menyediakan informasi seluas-luasnya bagi wirausahawan pemula.
4.      Membuka informasi dalam sistem pendanaan terutama bagi UKM.
5.      Menetapkan bidang yang mudah dijalankan untuk wirausahawan baru (khususnya perdagangan dan kerajinan) serta mendorong wirausahawan yang sukses di bidang industri manufaktur.
Hal tersebut perlu diterapkan secara berkesinambungan, sistematis dan berkelanjutan. Sehingga di masa mendatang sebagian besar penduduk di Indonesia diharapkan menjadi wirausahawan yang sukses. 
Sukses tidaknya menjadi wirausahawan didasarkan pada kemauan seseorang untuk kewirausahaan atau memiliki semangat kewirausahaan atas kemauannya sendiri.






DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Henry. 2010. Sukses Mencari Kerja Jawara Membangun Usaha. Yogyakarta: Open Up.
Sudrajad. 2000. Kiat Mengentaskan Pengangguran Melalui Wirausaha. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukidjo. 2005. Kajian Ilmu Ekonomi dan Bisnis : Peran Kewirausahaan Dalam Mengatasi Pengangguran di Indonesia. Jurnal Economia Volume I Nomor I. Yogyakarta : LPM UNY.
http://abdiwirausaha.blogspot.com/2013/12/peluang-usaha. Diakses tanggal 18 Agustus 2015.
http://blog.stie-mce.ac.id/indrawati/2011/08/11/kewirausahaan-salah-satu-solusi-mengatasi-pengangguran-di-indonesia. Diakses tanggal 23 Agustus 2015.
http://dilihatya.com/1741/pengertian-usaha-menurut-para-ahli. Diakses tanggal 24 Agustus 2015.
http://id.wikipedia/pengangguran. Diakses tanggal 10 Agustus 2015.

http://id.wikipedia/usaha. Diakses tanggal 10 Agustus 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar