A.
Pengertian Konsep Manusia Eksistensi dan Martabat
Manusia
Pengertian Eksistensi martabat manusia adalah bahwasanya manusia diciptakan kedunia
ini oleh Allah melaui berbagai rintangan tentunya tiada lain untuk
mengabdi kepadaNya, sehingga dengan segala kelebihan yang tidak dimiliki mahluk
Allah lainya tentunya kita dapat memanfaatkan bumi dan isinya untuk satu tujuan
yaitu mengharapkan ridho dari Allah SWT. dan dengan segala potensi diri
masing-masing kita berusaha untuk meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan kita
sehingga dapat selamat Dunia dan Akhirat.
“Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia, melainkan
supaya mereka mengabdi kepadaku” (Q.S. Adz-Dzariyaat : 56)
Ayat diatas tersebut merupakan dalil yang berkenaan tentang keberadaan
manusia di dunia. Manusia di dunia untuk mengabdi kepada Allah SWT. Bentuk
pengabdiannya tersebut berupa pengakuan atas keberadaan Allah SWT, melaksanakan
perintahNya serta menjauhi laranganNya. Sebagai bentuk mengakui keberadaan
Allah adalah dengan mengikuti Rukun Iman dan Rukun Islam. Rukun Iman terdiri
dari enam perkara, yakni percaya kepada Allah SWT, Malaikat, Nabi-nabi Allah, Kitab-kitab
Allah, percaya kepada Hari Kiamat dan percaya terhadap Takdir (Qadha dan Qadar)
Allah SWT. Sebagai wujud keimanan terhadap Allah SWT, Allah SWT menyatakan
bahwa manusia tidak cukup hanya meyakini didalam hati dan diucapkan oleh mulut,
tetapi manusia harus melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan Penciptaan manusia
Sebagai bagian dari mengabdi
kepada Allah SWT adalah menunaikan Rukun Islam, yaitu mengucapkan dua kalimat
syahadat sebagai karcis masuk Islam, melakukan shalat, membayar zakat,
melakukan puasa serta menunaikan ibadah haji. Dengan demikian dapat disimpulkan
keberadaan manusia diciptakan Allah untuk menjadi manusia yang Islami (Islam
yang benar). Menjadi Islam yang benar adalah dengan mengerti, memahami dan
melaksanakan dalam kehidupan apa yang telah dilarangNya, dengan kata lain
secara konsisten melaksanakan Rukun Iman dan Rukun Islam.
Eksistensi manusia di dunia
adalah sebagai tanda kekuasaan Allah SWT terhadap hamba-hambaNya, bahwa dialah
yang menciptakan, menghidupkan dan menjaga kehidupan manusia. Dengan demikian,
tujuan diciptakannya manusia dalam konteks hubungan manusia dengan Allah SWT
adalah dengan mengimani Allah SWT dan memikirkan ciptaanNya untuk menambah
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sedangkan dalam konteks hubungan
manusia dengan manusia serta manusia dengan alam adalah untuk berbuat amal,
yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap sesama manusia,
serta tidak merusak alam. Terkait dengan tujuan hidup manusia dengan manusia
lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia
Dalam al-qur’an Q.S. Al-Anbiya ayat 107 yang artinya :
“Dan tiadalah kami mengutus
kamu, melainkan untuk Rahmat bagi semesta alam”
Ayat ini menerangkan tujuan
manusia diciptakan oleh Allah SWT dan berada didunia ini adalah untuk menjadi
rahmat bagi alam semesta. Arti kata rahmat adalah karunia, kasih sayang dan
belas kasih. Jadi manusia sebagai rahmah adalah manusia diciptakan oleh Allah
SWT untuk menebar dan memberikan kasih saying kepada alam semesta.
2. Tujuan Khusus Adanya Manusia di Dunia
Tujuan khusus adanya manusia di dunia adalah sukses di
dunia dan di akhirat dengan cara melaksanakan amal shaleh yang merupakan
investasi pribadi manusia sebagai individu. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl
ayat 97 yang artinya : “Barang siapa mengerjakan amal shaleh baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Allah SWT akan
memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan diberi balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dengan apa yang telah mereka kerjakan”.
3. Tujuan Individu Dalam Keluarga
Manusia di dunia tidak hidup sendirian. Manusia
merupakan makhluk sosial yang mempunyai ifat hidup berkelompok dan saling
membutuhkan satu sama lain.. Hampir semua manusia, pada awalnya merupkan bgian
dari anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga. dalam Ilmu komunukasi dan
sosiologi kelurga merupakan bagian dari klasifikasi kelompak sosial dan termasuk
dalam small group atau kelompok terkecil di karnakan paling sedikit
anggotanya terdiri dari dua orang. Nanun keberadaan keluraga penting karena merupakan
bentuk khusus dalm kerangka sistem sosial secara keseluruhan. Small group
seolah-olah merupakan miniatur masyarakat yang juga memiliki pembagian kerja,
kodo etik pemerintahan, prestige, ideologi dan sebagainya. Dalam kaitannya
dengan tujuan individu daln keluarga adalah agar individu tersebut menemukan
ketentraman, kebahagian dan membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah.
Manusia diciptakan berpasang-pasangan. Oleh sebab utu, sudah wajar manusia baik
laki-laki dan perempuan membentuk keluarga. Tujuan manusia berkelurga menurut
Q.S. Al-Ruum ayat 21 yang artinya:
"Dan diantara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu merasa tentram, dan dijadikan-Nya diantara kamu
rasa kasih sayang . Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaaum yang mau berfikir."
Tujuan hidup berkeluarga dari
setiap manusia adalh supaya tentram. Untuk menjadi keluarga yang tentram, Allah
SWT memberikan rasa kasih sayang. Oleh sebab itu, dalam kelurga harus dibangun
rasa kasih sayang satu sama lain.
4. Tujuan Individu Dalam Masyarakat
Setelah hidup berkeluarga, maka manusia mempunyai
kebutuhan untuk bermasyarakat. Tujuan hidup bermasyarakat adalah keberkahan
dalam hidup yang melimpah. Kecukupan kebutuhan hidup ini menyangkut kebutuhan
fisik seperti perumahan, makan, pakaian, kebutuhan sosial (bertetangga),
kebutuhan rasa aman, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
dapat mudah diperoleh apabila masyarakat beriman dan bertakwa. Apabila
masyarakat tidak beriman dan bertakwa, maka Allah akan memberikan siksa dan
jauh dari keberkahan. Oleh sebab itu, apabila dalam suatu masyarakat ingin
hidup damai dan serba kecukupan, maka kita harus mengajak setiap anggota
masyarakat untuk memelihara iman dan takwa. Allah berfirman :
“Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS Al-Araaf : 96)
Pada dasarnya manusia memiliki
dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di
sekelilingnya yaitu masyarakat
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasan alam di
sekelilingnya
Istilah masyarakat dalam Ilmu
sosiologi adalah kumpulan individu yang bertempat tinggal di suatu wilayah
dengan batas-batastertntu, dimana factor utama yang menjadi dasarnya
adalh interaksi yang lebih besar diantara anggot-anggotanya.
5. Tujuan Individu Dalam Bernegara
Sebagai makhluk hidup yang selalu ingin berkembang
menemukan jati diri sebagai pribadi yang utuh, maka manusia harus hidup
bermasyarakat/bersentuhan dengan dunia sosial. Lebih dari itu manusia sebagai
individu dari masyarakat memiliki jangkauan yang lebih luas lagi yakni dalam
kehidupan bernegara. Maka, tujuan individu dalam bernegara adalah menjadi warganegara yang baik
di dalam lingkungan negara yang baik yaitu negara yang aman, nyaman serta
makmur.
6. Tujuan Individu Dalam Pergaulan Internasional
Setelah kehidupan bernegara,
tidak dapat terlepas dari kehidupan internasional / dunia luar. Dengan era
globalisasi kita sebagai makhluk hidup yang ingin tetap eksis, maka kita harus
bersaing dengan ketat untuk menemukan jati diri serta pengembangan kepribadian.
Jadi tujuan individu dalam pergaulan internasional adalah menjadi individu yang
saling membantu dalam kebaikan dan individu yang dapat membedakan mana yang
baik dan buruk dalam dunia globalisasi agar tidak kalah dan tersesat dalam
percaturan dunia.
B. Fungsi dan Peran Manusia
Allah SWT berfirman bahwa fungsi
dan peran manusia adalah sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi. Allah
berfirman dalam Q.S. 2 : 30 yang artinya :
“Ingatlah ketika tuhanmu
berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya aku hendak menjadikanmu sebagai
khalifah di muka bumi”, mereka berkata : “Mengapa engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan
mensucikan engkau?”. Allah berfirman : “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui”.
Dalam kamus Bahasa
Indonesia, khalifah berarti pimpinan umat. Menjadi pemimpin adalah fitrah
setiap manusia. Namun karena satu dan lain hal, fitrah ini tersembunyi,
tercemar bahkan mungkin telah lama hilang. Akibatnya, banyak orang yang merasa
dirinya bukan pemimpin. Mereka telah lama menyerahkan kendali hidupnya pada
orang lain dan lingkungan sekitarnya. Mereka perlu “dibangunkan” dan disadarkan
akan besarnya potensi yang mereka miliki.
Kepemimpinan adalah suatu amanah
yang diberikan Allah yang suatu ketika nanti harus kita pertanggungjawabkan.
Karena itu siapa pun anda, di mana pun anda berada, anda adalah seorang
pemimpin, minimal memimpin diri sendiri. Kepemimpinan adalah mengenai diri
sendiri. Kepemimpinan adalah perilaku kita sehari-hari. Kepemimpinan berkaitan
dengan hal-hal sederhana seperti berbakti kepada orang tua, tidak berbohong,
mengunjungi kawan yang sakit, bersilahturahmi dengan tetangga, mendengar keluh
kesah sahabat, dan sebagainya.
Kepemimpinan (Leadership)
adalah kemampuan dari seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk
mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya),
sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh
pemimpin tersebut. Kadangkala dibedakan antara kepemimpinan sebagai kedudukan
dan kepemimpinan sebagai suatu proses sosial. Sebagai kedudukan, kepemimpinan
merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dapat
dimiliki oleh seseorang atau suatu badan. Sebagai suatu proses sosial,
kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau suatu
badan, yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.
Allah SWT berfirman dalam Surat
An-Nisa ayat 58-59 yang artinya :
“Sesungguhnya Allah SWT menyuruh
kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu
apabila menetapkan suatu hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Hai orang-orang yang
beriman taatlah Allah dan RasulNya, dan orang-orang yang memegang kekuasaan
diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka
kembalilah kepada Al-Qur’an dan Hadits. Jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya
bagimu”.
Di dalam Surat An-Nisa ayat 58-59 tersebut dijelaskan kriteria pemerintahan
(kepemimpinan) yang baik, yaitu :
a. Pemerintah yang pemimpinnya menyampaikan amanat kepada yang
berhak dan berlaku adil.
b. Musyawarah pada setiap persoalan dan apabila terjadi
perselisihan maka hendaklah kembali kepada sumber hukum Islam.
c. Pemerintahan yang memiliki sifat kooperatif antara rakyat
dan pemerintah, rakyat harus patuh dan taat pada peraturan yang dibuat oleh
pemerintah dalam hal ini baik dan benar dan pemerintah harus benar-benar
menjalankan pemerintahan untuk kepentingan rakyat.
Setiap orang sebenarnya pemimpin.
Setiap orang dapt mengatur dirinya sendiri. Sayangnya, banyak yang tidak sadar
akan kemampuannya tersebut. Maka untuk menjadi sadar ada tiga hal yang perlu
dilakukan agar kita semua sadar akan kemampuan kita sebagai pemimpin, yaitu :
a. Memahami
diri sendiri (Self Understanding)
Proses ini kita
harus memahami dan mengenal diri kita. Untuk menjadi pemimpin kita harus sadar
siapakah kita sebenarnya. Nabi Muhammad SAW bersabda :
"Siapa yang mengenal dirinya maka akan mengenal
Tuhannya"
tanpa mengenali diri kita dengan benar ,maka sulit untuk menemukan makna
kehidupan hidup adalah sebuah perjalanan melingkar, kita harus tahu siapa kita
dan bagaimana kita seharusnya?
b. Kesadaran diri (Self Awareness)
Kesadran diri
berarti sadar akan perasaan kita . Untuk menjadi pemompim kita harus melek
emosi dan kita harus mampu mengenali dan mengindentifikasi-kan perasaan apapun
yang sedang kita rasakan.
c.
Pengendaalian diri (self Control)
Pengendalian
diri berarti sadar sepenuhnya akan apa yang akak kita lakukan Ini adalh hasil
dari kecerdasan emosi yang tinggi. Pengendalian diri baru dapat terlihat ketika
situsi yang sulit dan melibatkan emosi, sebagai pemimpin kita harus bisa
mengendalikannya. Pemimpin yang mampu mengendalikan diri tidak akan tergoda
untuk melakukan dan memgambil sesuatu yang bukan haknya. Pengendalian
duru juga ditunjukkan oleh keberanian seseorang untuk membuat komotmen dan
melaksanakan komitmen tersebut.
C. Keunggulan dan potensi manusia
Potensi diri adalah kekuatan dari
individu yang masih terpendam di dalam, yang dapat di wujudkan menjadi suatu
kekuatan nyata dalam kehidupan manusia. Apabila pengrtian potensi diri
dikaitkan dengan penciptaan manusias oleh Allah SWT, maka potensi diri manusia
adalah: kekutan manusia yang di berikan oleh Alah SWT sejak dalm kandungan
ibunya sampai akhir hayatnya yang masih terpendam dalam dirinya , menunggu
untuk diwujudkan menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan diri manusia
di dunia dan di akhirat sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia oleh Allah
SWT untuk mengabdi kepadanya.
Potensi diri manusia
terdiri dari potensi fisik yaitu tubuh manusia sebagai sebuah
sistem yang paling sempurna bila dibandingkan dengan makhlik Allah lainnya
seperti: binatang, jin, malaikat. Sedangkan potensi non fisik adalah
hati, ruh, indera dan akal pikiran. Potensi apapun yang dimiliki manusia masing-masing
memiliki fungsi dan perannya, oleh karenanya harus dimanfaatkan dngan
sebaik-baiknya agar dapat berguna bagi diri dan lingkungannya.
Secara umum manisia yang dilahirkan normal
kedunia ini telah dilengkapi dengan otak. Para ahli Psikologi sepakat bahwa
otak manusia adalah sumber kekuatan yang luar biasa. Tugas otak selain
mengendalikan aktifitas fisik bagian bagian didalam tubuh seperti ; paru-paru ,
jantung dan sebagainya. Juga berfungsi sebagai untuk menghafal.
Kegiatan-kegiatan yang memerlukan logika seperti : berhitunh, menganalisa,
bahasa. Aktivitas imajinasi, intuisi kreativitas, inovasi dan sebagainya. Tugas
otak melahirkan kegiatan berfikir yang pada gilirannya dapat menghasilkan karya
nyata. Jadi otak adalah sumber kekuatan manusia untuk menghasilkan karya
melalui proses berfikir.
terimakasih sangat membantu...:)
BalasHapusdaftar pustaka?
BalasHapus